Selasa, 22 Februari 2011

PELATIHAN PPGD






Aku dan 5 orang kawan (Aditya Hidayat, Tia M Reza, Widi Auliagisni, Julyestra Vidha T, dan Rizkia Fauzianty) di sanggar mengikuti pelatihan PPGD yang diselenggarakan oleh Satuan Karya Pramuka Bakti Husada di kuartir cabang kota Bandung yang berlangsung selama 4 minggu dalam 4 kali pertemuan yaitu pada tanggal 30 Maret, 6,13, dan 20 Februari.
Kami disuguhi 10 materi selama 23 jam pelajaran, satu jam pelajarannya 45 menit, di awal dan di akhir kegiatan ada test yang menentukan kelulusan kami, di akhir kegiatan kami di beri sertifikat, brifet, dan modul sebagai oleh-oleh hahaha.

ini modulnya

ini brifetnya.


let's go green!



Ayo-ayo kita sebarkan kebaikan di bumi kita ini untuk menyelamatkan bumi kita juga! :D
dan untuk kedepannya gambar-gambar ini akan saya sebar kemana-mana

Rabu, 16 Februari 2011

Mari, Ayo, Hayu, Lets Berkarya!

Taufik Aditiya seorang yang saya kenal sebagai juru peralatan di ambalan Panduputra akhir-akhir ini jarang terlihat di sanggar, ada apa gerangan??
Alasan yang saya dengar, katanya karena uda kelas XII dia siap-siap buat UN, tapi nyatanya Aditya Hidayat (namanya mirip) tetep sering menampakan dirinya di sanggar.
Ternyata e ternyata pada koran Pikiran Rakyat hari sabtu tanggal 12 Februari 2011 ada sebuah kejanggalan di halaman paling depan dengan judul "Lima Anak Hebat Beri Kuliah Umum di ITB", akhirnya terjawab sudah semuanya. hahahahaha

Jumat, 11 Februari 2011

february event!


Iseng buat bikin kalender ipen walaupun belum jadi karena beberapa hal hhe, biar kegiatan kita keliatan sama orang lain.

Selasa, 08 Februari 2011

Hiking Jayagiri-Kawah Domas

07. 15
Bertemu Umi dan Soleha di depan Stadion Lembang yang sudah menunggu dari shubuh disana (janjiannya jam 07.00 loh). Memulai perjalanan dengan rute yang sudah kami tentukan yaitu taman Junghunn. Sepertinya tempat kami janjian bertemu terlalu jauh deh, hha.

07.30
tiba di taman junghunn yang berjarak sekitar 300 meter dari jalan raya lembang. ternyata di taman junghunn perkiraan yang saya dapat dari internet tidak sepenuhnya benar, keadaannya saat itu pagar diikat dengan kawat sehingga tidak bisa dibuka, seperti info yang telah saya dapat dari internet "masuk aja lewat pinggir" dan warga sekitar juga menyarankan seperti itu, hha!

beginilah penampakan taman junghunn yang disana terdapat tugu sekaligus makam dari Dr. Franz Wilhelm Junghuhn seorang penggagas pembudidayaan pohon kina di Bandung.

Umi di depan tugu jungjuhn.



Sekilas tentang Junghuhn,

Junghuhn tergolong seorang peneliti alam yang cukup besar dari abad ke 19. Hasil karyanya berupa penyelidikan tataan alam, gunung api, mintakat iklim dan geografi pulau Jawa. Sejak tahun 1856 hingga akhir hayatnya pada tahun 1864, Franz Wilhelm Junghuhn bertugas mengelola perkebunan kina pertama di Jawa Barat. Ia merupakan pelopor budidaya kina, walaupun baru terwujud 50 tahun kemudian hingga Bandung terkenal diseluruh dunia sebagai ‘Ibu Kota Kina’.

Kami meneruskan perjalanan mengikuti jalan aspal di Desa Jayagiri, karena pintu masuk Taman Wisata Alam LWI JAYAGIRI terdapat di ujung jalan aspal ini.

07.45

Akhirnya kami sampai di pintu masuk, harga tiket masuknya Rp. 4000,-

Memasuki jalan tanah yang tidak terlalu menanjak kami berjalan, ditemani kicaw burung-burung dan suara angin, dikiri-kanan jalan terdapat pohon cemara dan kopi yang masih kecil-kecil (kata Umi itu yang gitu ponon kopi), sepertinya yang berada di tempat itu hanya kami ada berempat karena terlihat begitu sepi sampai akhirnya kami bertemu tiga orang yang sedang berburu burung.

suasana di jayagiri

08.30

Kami beristirahat untuk sarapan pagi (sebenarnya si ini bukan sarapan, ini makan pagi menjelang siang) Ijul mulai memanaskan spaghetti sang sudah di rebus di rumah, kebetulan yang sangat bagus Umi dan Soleha ternyata membawa tumis daging yang akgirnya di campur untuk bumbu spaghettinya.


sarapan pagi :9


Melanjutkan perjalanan akhirnya kami sampai di sebuah rumah yang cukup unik yang ditempati oleh seorang ibu yng sudah cukup berumur, rumah itu kalau diperhatikan seperti rumah-rumah koboy (cowboy) kami beristirahat sebentar di rumah itu. Baru sebentar meninggalkan rumah itu kami menemui dua ekor kuda yang tidak di ikat dan cukup menghambat perjalanan kami, hehe takut soalnya kuda itu ngikutin dengan suaranya yang menyeramkan, apalagi kuda itu dibiarkan tanpa tali.

kuda-kuda yang sebenarnya gak liar

Terus mengikuti jalan setapak seperti seterusnya dari bawah kami ditemani pipa-pipa air, sampai akhirnya pipa itu menghilang dan kami rasa kami salah jalan, kami memutar balik arah menebak-nebak mengikuti kata hati, setiap cabang yang terlalui, sampai akhirnya kami menemukan sebuah pagar yang anggang, dengan banyak kuda yang di liarkan. Lagi-lagi kami bertemu kuda-kuda liar, fyuhh..

Kuda-kuda itu ternyata ada yang menjaga, kami bertanya pada penjaga kuda itu kemanaa arah menuju kawah gunung Tangkuban Parahu,penjaga itu mengantar kami, ia menunjukan jalan pada kami, jalannya yang ia tunjukan menerobos hutan, ia mengantar sampai kami menemui jalan setapak lagi dan kemudian penjaga itu kembali ke tempat kuda-kuda itu.

Mengikuti jalan setapak yang ditunjukkan penjaga tadi akhirnya kami menemukan jalan aspal yang sudah sangat rusak, kami mengikuti jalannan itu sampai kmi melihat ada menara masjid yang membuat kami semangat kembali!

Melihat ke belakang ternyata ada satu orang yang mengikuti kami, seorang bule dengan tongkat dan tas punggungnya berjalan sangat cepat, dari gayanya sepertinya dia backpacker. Menara masjid tadi semakin jelas terlihat dan ternyata kami sudah sampai di pelataran parkir Taman Wisata Alam GUNUNG TANGKUBAN PARAHU! Pos penjagaagn di pintu masuknya aman, tidak terlihat ada yang jaga, sepertinya tidak usah bayar, selain itu dari info yang aku dapat dari sebuah blog di internet katanya kalau kita masuk dari Jayagiri kita gak usah bayar lagi, tapi sial saat terus masuk ada yang mengejar kami dan si bule tadi untuk membayar tiket masuk, tiketnya mahal lagi Rp13.000,-/orang, apa boleh buat, kami pun membayar tiket itu, lumayan lah takut kenapa-napa kan kalo ada tiket kita dapet asuransi. Dari pelataran parkir menuju kawah ratu masih cukup jauh, kami terus berjalan sampai akhirnya saat ada mobil wara-wiri kami ikut dengan mereka.

11.30

akhirnya nyampe Tangkuban



tarix jabrix3

Setelah perjalanan selama kurang lebih empat jam akhirnya kami sampai di tempat tujuan kedua, kami berkeliling melihat-lihat sekitar ternyata sedang ada suting film tarix jabrix 3, puas melihat- lihat kami beristirahat dan sholat dzuhur di mushola dekat ruang pusat informasi. Selesai sholat kami teruskan perjalanan menuju kawah domas, tapi sebelumnya aku membeli dulu kupluk yang sudah lama aku inginkan, haha kupluk dengan tutup telinga yang panjang dan berbulu.

Menuju Kawah Domas jalannya menurun, kami harus menuruni anak tangga. Sekitar tiga ratus meter menuju kawah, ada sebuah warung di ujung tebing yang pemandangan di bawahnya adalan Kawah Domas, disitu kami beristirahat sejenak dan melihat-lihat ke bawah, ada si bule backpacker yang tadi ketemu di gerbang, ternyata dia sudah di bawah lagi!

Tiba juga akhirnya kami di Kawah Domas, di lokasi ini kita bisa merendam kaki kita di air hangat yang ada di Kawah Domas, sambil merendam kaki yang sudah pegal-pegal kami makan siang, di lokasi ini juga ada sumber air panas yang mendidih, biasanya dipakai oleh para pengunjung untuk merebus telur.